FOTOSINTESIS
Daun, tempat
berlangsungnya fotosintesis pada tumbuhan.
Fotosintesis
(dari bahasa Yunani φώτο- [fó̱to-], "cahaya," dan σύνθεσις
[sýnthesis], "menggabungkan", "penggabungan") adalah suatu
proses biokimia pembentukan zat makanan karbohidrat yang dil
akukan oleh
tumbuhan, terutama tumbuhan yang mengandung zat hijau daun atau klorofil.
Selain tumbuhan berklorofil, makhluk hidup non-klorofil lain yang
berfotosintesis adalah alga dan beberapa jenis bakteri. Organisme ini
berfotosintesis dengan menggunakan zat hara, karbon dioksida, dan air serta bantuan
energi cahaya matahari.
Organisme
fotosintesis disebut fotoautotrof karena mereka dapat membuat makanannya
sendiri. Pada tanaman, alga, dan cyanobacteria, fotosintesis dilakukan dengan
memanfaatkan karbondioksida dan air serta menghasilkan produk buangan oksigen.
Fotosintesis sangat penting bagi semua kehidupan aerobik di Bumi karena selain
untuk menjaga tingkat normal oksigen di atmosfer, fotosintesis juga merupakan
sumber energi bagi hampir semua kehidupan di Bumi, baik secara langsung
(melalui produksi primer) maupun tidak langsung (sebagai sumber utama energi
dalam makanan mereka), kecuali pada organisme kemoautotrof yang hidup di
bebatuan atau di lubang angin hidrotermal di laut yang dalam. Tingkat
penyerapan energi oleh fotosintesis sangat tinggi, yaitu sekitar 100
terawatt,[3] atau kira-kira enam kali lebih besar daripada konsumsi energi
peradaban manusia. Selain energi, fotosintesis juga menjadi sumber karbon bagi
semua senyawa organik dalam tubuh organisme. Fotosintesis mengubah sekitar
100–115 petagram karbon menjadi biomassa setiap tahunnya.
Meskipun fotosintesis
dapat berlangsung dalam berbagai cara pada berbagai spesies, beberapa cirinya
selalu sama. Misalnya, prosesnya selalu dimulai dengan energi cahaya diserap
oleh protein berklorofil yang disebut pusat reaksi fotosintesis. Pada tumbuhan,
protein ini tersimpan di dalam organel yang disebut kloroplas, sedangkan pada
bakteri, protein ini tersimpan pada membran plasma. Sebagian dari energi cahaya
yang dikumpulkan oleh klorofil disimpan dalam bentuk adenosin trifosfat (ATP).
Sisa energinya digunakan untuk memisahkan elektron dari zat seperti air.
Elektron ini digunakan dalam reaksi yang mengubah karbondioksia menjadi senyawa
organik. Pada tumbuhan, alga, dan cyanobacteria, ini dilakukan dalam suatu
rangkaian reaksi yang disebut siklus Calvin, namun rangkaian reaksi yang
berbeda ditemukan pada beberapa bakteri, misalnya siklus Krebs terbalik pada
Chlorobium. Banyak organisme fotosintesis memiliki adaptasi yang
mengonsentrasikan atau menyimpan karbondioksida. Ini membantu mengurangi proses
boros yang disebut fotorespirasi yang dapat menghabiskan sebagian dari gula
yang dihasilkan selama fotosintesis.
Organisme
fotosintesis pertama kemungkinan berevolusi sekitar 3.500 juta tahun silam,
pada masa awal sejarah evolusi kehidupan ketika semua bentuk kehidupan di Bumi
merupakan mikroorganisme dan atmosfer memiliki sejumlah besar karbondioksida.
Makhluk hidup ketika itu sangat mungkin memanfaatkan hidrogen atau hidrogen
sulfida—bukan air—sebagai sumber elektron. Cyanobacteria muncul kemudian,
sekitar 3.000 juta tahun silam, dan secara drastis mengubah Bumi ketika mereka
mulai mengoksigenkan atmosfer pada sekitar 2.400 juta tahun silam.[8] Atmosfer
baru ini memungkinkan evolusi kehidupan kompleks seperi protista. Pada
akhirnya, tidak kurang dari satu miliar tahun silam, salah satu protista
membentuk hubungan simbiosis dengan satu cyanobacteria dan menghasilkan nenek
moyang dari seluruh tumbuhan dan alga. Kloroplas pada Tumbuhan modern merupakan
keturunan dari cyanobacteria yang bersimbiosis ini.
Sumber: id.wikipedia.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar